A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami
definisi dan kegunaan array.
2. Mahasiswa dapat mengetahui
bagaimana mengimplentasikan array
dalam program.
B. Dasar Teori
1. Array Satu Dimensi
Berikut
merupakan sedikit penjelasan array berdimensi satu, untuk lebih jelasnya
berikut contohnya :
Sebuah
array bernama nil yang terdiri dari 5 data dengan tipe int, dapat
digambarkan sebagai berikut :
Tiap
ruang kosong merupakan tempat untuk masing-masing elemen array bertipe integer. Penomorannya berawal
dari 0 sampai 4, sebab dalam array index pertama selalu dimulai dengan 0.
o Deklarasi array
Sama seperti variabel, array harus
dideklarasikan dulu sebelum mulai digunakan. Sintaknya adalah :
tipe
nama[elemen];
|
o Inisialisasi array
Nilai
suatu variabel array dapat juga diinisialisasi secara langsung padasaat deklarasi, misalnya :
int
nil[5]={1,3,6,12,24};
|
Maka di penyimpanan ke
dalam array dapat digambarkan sebagai berikut :
o Mengakses nilai array
Untuk
mengakses nilai yang terdapat dalam array, dapat di gunakan sintak:
nama[index];
|
Pada
contoh di atas, variabel nil memiliki 5 buah elemen yang masing-masing berisi
data. Pengaksesan tiap-tiap elemen data adalah :
Misal,
untuk memberikan nilai 75 pada elemen ke 3, maka pernyataannya adalah:
nil[2]
= 75;
|
Atau
jika akan memberikan nilai array kepada sebuah variabel a, dapat
ditulis:
a=nil[2];
|
2.
Array Dua Dimensi
Struktur
array yang dibahas di atas mempunyai satu dimensi, sehingga variabelnya
disebut dengan variabel array berdimensi satu. Pada bagian ini,
ditunjukkan array berdimensi lebih dari satu, yang sering disebut dengan array
berdimensi dua. Sebagai contoh, sebuah matrik B berukuran 2 x 3 dapat
dideklarasikan sebagai berikut :
int
b[2][3]={{2,4,1},{5,3,7}};
|
Yang akan menempati
lokasi memori dengan susunan sebagai berikut:
3. Array Multi-Dimensi
Larik
multi dimensi merupakan tipe data yang sering digunakan pada pendeklarasian
variabel yang sama tapi memiliki lebih dari dua indeks yang berbeda, serta
pengisian elemen larik dilakukan melalui indeks. Indeks larik secara default
dimulai dari 0,0. Jumlah elemennya adalah indeks1 x indeks 2 x...indeks n
Bentuk umum penulisan :
type_data
variabel[jumlah_elemen_1]
[jumlah_elemen_2]...[jumlah_elemen_n];
|
Contoh :
int x[2][2][2];
int y[2][2][2]={1,2,3,4,5,6,7,8};
|
4.
Array Dinamis
Array
dinamis adalah array yang pengalokasi memorinya dapat diubah-ubah. Hal
ini terjadi karena array dinamis menggunakan pointer sebagai tempat
pengalokasian memori.
Contoh
script Array Dinamis :
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
#include <iomanip.h>
void main(){
int b, k;
cout<<"baris :
";
cin>>b;
cout<<"kolom :
";
cin>>k;
int **sop;
sop=new int *[b];
for(int i=0;i<b;i++){
sop[i]=new
int [k];
}
for(int i=0;i<b;i++){
for(int j=0;j<k;j++){
cout<<"baris
"<<i<<" kolom "<<j<<" : ";
cin>>sop[i][j];
}
}
for(int i=0;i<b;i++){
for(int j=0;j<k;j++){
cout<<sop[i][j]<<setw(4);}
cout<<endl;}
getch();}
|
C. PERMASALAHAN
1.
Buatlah matriks A ordo 2 x 2
2.
Transpose matriks A dan simpan pada matriks B
3.
Jumlahkan kedua matriks tersebut
4.
Tampilkan hasil penjumlahannya
Program
#include
<iostream.h>
#include
<conio.h>
void
main(){
float matriksA [2][2],matriksB
[2][2],matriksC [2][2];
int i,j;
for (int i=0; i<2; i++){
for (int j=0; j<2; j++){
cout<<"\nmasukkan
nilai matriks A ke : ["<<i<<"]
["<<j<<"] = ";
cin>>matriksA
[i][j];
}
}
cout<<"\n\nmenampilkan
matriks A "<<endl;
for (int i=0; i<2; i++){
for
(int j=0; j<2; j++){
cout<<matriksA
[i][j]<<" ";
}
cout<<endl<<endl;
}
for (int i=0; i<2; i++){
for
(int j=0; j<2; j++){
matriksB[j][i]
= matriksA[i][j];
}
}
cout<<"\n\ntampil
matriks B"<<endl;
for (int i=0; i<2; i++){
for
(int j=0; j<2; j++){
cout<<matriksB[i][j]<<"
";
}
cout<<endl;
}
cout<<"\n\nhasil
penjumlahan"<<endl;
for (int i=0; i<2; i++){
for
(int j=0; j<2; j++){
matriksC
[i][j]=matriksA[i][j] + matriksB [i][j];
cout<<matriksC
[i][j]<<" ";
}
cout<<endl;
}
getch();
}
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar